Imej yang dulu ditimbulkan oleh mahasiswa adalah aktifis yang vokal dan kritis dalam mendampingi tumbuhnya pemerintahan Indonesia. Dahulu, di tengah kesemena-menaan pemerintah mendiktatori masyarakat bodoh di Indonesia, mahasiswa sebagai kaum terpelajar dan terdidik melakukan perlawanan mewakili rakyat yang ditindas. Mahasiswa muncul sebagai pahlawan bagi rakyat pada saat itu, dipuja-puja dan diharapkan. Hingga seiring berjalannya waktu, masyakarat Indonesia semakin menjadi pintar, semakin kritis, dan berwawasan. Di saat yang berparalel tersebut, idealisme dan kecerdasaan mahasiswa mulai masuk mengakar di pemerintahan dan menggiring ke arah stabilisasi di roda kepemerintahan Indonesia. Kebijakan-kebijakan pun dapat secara terbuka didiskusikan dan dikaji bersama. Tidak ada lagi tindakan semena-mena dan pembodohan mental yang bisa terjadi di Indonesia dengan mudah. Sistem yang terbentuk sekarang mampu mengkover bibit-bibit yang dulu pernah menjajah Indonsia.
Lalu apakah dengan kondisi yang tengah statis seperti sekarang ini, peran mahasiswa telah berakhir? Agent of change sudah tidak dibutuhkan untuk menjadi oposisi maupun pendamping pemerintah seintens dahulu. Semangat kemahasiswaan yang dahulu bergelora untuk memerangi musuh yang terlihat, gairah untuk turun ke jalan, masuk ke rakyat, dan menyatukan suara kini tak dapat diangkat apresiasi lagi. Justru demo mahasiswa saat ini memberi terkesan negatif dan memperburuk citra mahasiswa. Akhirnya mahasiswa kehilangan semangat, motivasi, dan antusiasme untuk bergerak bersama lagi. Akan tetapi kalau kita berpikir secara sederhana masyarakat saja yang tidak pernah yang namanya mengeyam
pendidikan mampu membuat gerakan-gerkan baru untuk mengambil hak-haknya yang diambil oleh pemerintah secara paksa, salah satu caranya adalah “DEMO”.
Namun ternyata, musuh itu belumlah habis. Saat ini. Kita sebagai mahasiswa Agent of change masih menghadapi musuh yang tidak terlihat namun sangat berbahaya. Sesuatu yang harus dihadapi bersama dan bergandengan tangan dengan semangat kemahasiswaan yang dahulu. Peran mahasiswa masih dibutuhkan untuk menangkal serangan tak terlihat ini. Yaitu persaingan dalam ilmu pengetahuan, inovasi, dan kreasi yang dibungkus dalam keprofesian. Inilah gerakan mahasiswa yang baru. Gerakan keprofesian yang mampu membawa Indonesia menuju hari yang lebih cerah. Sekarang bukan saatnya mahasiswa berdiam diri tanpa berbuat apa-apa, namun kita sebagai mahsiswa berteriak membawa panji sambil mengepalkan tangan. Dan saatnya mahasiswa bersatu, menggali kreatifitas untuk membuat inovasi, penemuan, ide-ide, dan karya yang dapat menaikan harkat baik sebagai mahasiswa maupun bangsa dan negara. Sekarang adalah eranya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, yang saat ini diperlukan oleh mahasiswa adalah kesadaran dan pencerdasan akan hal tersebut. Mahasiswa-mahasiswa yang tengah tidur dan kehilangan api semangatnya patut kita bangunkan kembali. Mari kita sadarkan dan kita rangkul seluruh teman-teman kita untuk bersama-sama bergerak mencetak penemuan baru. Mari kita bersama melakukan revolusi arah gerak mahasiswa menuju gerakan karya, kreatifitas, dan inovasi.
Hidup tanpa masalah tidak akan pernah membuat seseorang akan dewasa akan tetapi masalahlah yang membaut kita semakin dewasa untuk berpikir.
PMII RAYON IBNU SINA
14 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar