SATU KATA YANG PANTAS AKU UCAPKAN ADALAH UCAPAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA.....!!! JANGAN LUPA KOMENT YA....!!!!!!

Minggu, 16 Mei 2010

N D P...............P M I I

BAB I

ARTI, FUNGSI DAN KEDUDUKAN

* Arti

NDP adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai keislaman seperti kemerdekaan atau al-hurriyah, persamaan atau al-musawa, keadilan atau ’adalah, toleran atau tasamuh, damai atau al-shulh, dll dan ke Indonesiaan (kebaeragaman suku, agama, dan ras; beribu pulau; persilangan budaya) dengan kerangka pemahaman ahlussunnah wal jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah, mendorong, serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan memberi spirit dan alat vital pergerakan yang meliputi cakupan iman (aspek aqidah), Islam (aspek syari’ah) dan Ihsan (aspek etika, akhlak dan tasawuf) dalam upaya memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat (sa’adah ad-darain). Dan sebagai tempat semai dan tumbuh, keindonesiaan memberi area berpijak, bergerak, dan memperkaya proses aktualisasi dan dinamika pergerakan.

Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan ahlussunnah wal jama’ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhajal-taghayyur al-ijtima’i (perubahan sosial) untuk mendekonstruksikan sekaligus merekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran agama yang toleran, humanis, anti-kekerasan, dan kritis- transformatif.

* Fungsi

1. Kerangka Refleksi

Sebagai kerangka refleksi, NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran ideal. Ideal-ideal itu menjadi sesuatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus keberbagai ruang dan waktu (muhkamat qoth’i). Kerangka refleksi ini, karenanya, menjadi moralitas sekaligus tujuan absolut dalam mendulang capaian-capaian nilai seperti kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kemanusiaan, dll.

1. Kerangka Aksi

Sebagai kerangka aksi, NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, pembelajaran sosial yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual. Kebenaran faktual itu senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda-beda dan berubah-ubah, kerangka ini memungkinkan warga pergerakan menguji, memperkuat atau bahkan memperbarui rumusan-rumusan kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah (mutasyabihat, Dzonni).

1. Kerangka Ideologis

1. Menjadi satu rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi di setiap kader secara bersama-sama, sekaligus memberikan dialetika antara konsep dan realita yang mendorong proses kreatif di internal kader secara menyeluruh dalam proses perubahan sosial yang diangankan.
2. Menjadi pijakan atau landasan bagi pola pikir dan tindakan kader sebagai insan pergerakan yang aktif terlibat menggagas dan proaktif memperjuangkan perubahan sosial yang memberi tempat bagi demokratisasi dan penghargaan terhadap HAM.

* KEDUDUKAN

1. NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktivitas pergerakan
2. NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap dan bertindak dalam aktivitas pergerakan.

BAB II

RUMUSAN NILAI-NILAI DASAR PERGERAKAN

* TAUHID

Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama samawi. Di dalamnya telah terkandung sejak awal tentang keberadaan manusia. Allah SWT berfirman: (Al-Ikhlas, Al-Mukmin ayat 25, Al-Baqarah ayat 130-131)

قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ‘ اَلله الصَّمَدُ‘ لَمْ يَلِدْوَلَمْ يُوْلَدْ‘ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًاأَحَدٌ‘ {الإخلاص: }

Artinya: “Katakanlah: “Dialah Allah yang maha Esa, Allah adalah Tuhan tempat meminta, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlash: 1-4).

فَلَمَّاجَاءَهُمْ بِالْحَقِّ مِنْ عِنْدِنَاقَالُوْااقْتُلُواأَبْنَاءَالَّذِيْنَ آمَنُوْامَعَه‘وَاسَتَحْيُوْانِسَاءَهُمْ ‘ وَمَاكَيْدَالْكَافِرِيْنَ إِلاَّفِىْضَلَاٍل {المؤمن: }

Artinya: Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi kami mereka berkata: “Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarlah hidup wanita-wanita mereka”. Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia belaka. (QS. Al-Mukmin: 25).

وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِاصْطَفَيْنَاهُ فِى الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِى الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِيْنَ ‘ إِذْقََالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ

لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ {البقرة : }

Artinya: Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang-orang yang memperbodoh diri mereka sendiri, dan sungguh kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: ”Tunduk dan patuhlah!, Ibrahim menjawab: ”Aku tunduk dan patuh kepada Tuhan semesta alam”. (QS. Al-Baqarah: 130-131).

PERTAMA, Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya. Allah adalah dzat yang fungsional. Allah menciptakan, memberi petunjuk, memerintah dan memelihara alam semesta. Allah juga menanamkan pengetahuan, membimbing dan menolong manusia. Allah maha mengetahui, maha menolong, maha bijaksana, hakim maha adil, maha tunggal, maha mendahului dan maha menerima segala bentuk pujaan dan penghambaan. (Al-Hasyr ayat 22-24)

هُوَاللهُ الَّذِى لآإِلَهَ إِلاَّهُوَعَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَالرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ ‘ هُوَاللهُ الَّذِى لآ إِلَهَ إِلاَّهُوَالْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُالْجَبَّارُالْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّايُشْرِكُوْنَ ‘ هُوَاللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُلَهُ الْأَسْمَاءُالْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَافِى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُالْحَكِيْمُ {الحشر: }

Artinya: Dialah Allah yang tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Raja yang maha suci, yang maha sejahtera, yang mengaruniakan keamanan, yang maha memelihara, yang maha perkasa, yang maha kuasa, yang memiliki segala keagungan, maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, yang maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 22-24).

KEDUA, keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada ghaib. (Al- Baqoroh ayat 3, Muhammad ayat 14-15, Al-Alaq ayat 4, Al-Isro’ ayat 7)

َالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ َويُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَِممَّارَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ {البقرة : }

Artinya: Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka. (QS. Al-Baqarah: 3).

أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَبِّهِ كَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوْءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوْاأَهْوَاءَهُمْ ‘ مَثَلُ الْجَنَّةِ اَّلِتى وُعِدَالْمُتَّقُوْنَ فِيْهَاأَنْهَارٌمِّنْ مَآءٍ غَيْرُ اَسِنٍ وَأَنْهَارٌمِّنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَاٌر مِّنْ خَمْرٍلَّذَّةٍ لِّلشَّارِبِيْنَ وَأَنْهَاٌرمِّنْ عَسَلٍ مُّصَفَّرٍ وَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ ُكلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌفِى النَّارِ وَسَقُوْامَآءًحَمِيْمًافَقَطَعَ اَمْعَاءَهُمْ {محمد : }

Artinya: Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya. (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberik minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya.

َالَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ {العلق: }

Artinya: Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam (QS. Al-’Alaq: 4)

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَاجَاءَوَعْدُالْآخِرَةِ لِيَسُوْءُوُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواالْمَسْجِدَكَمَادَخَلُوْهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوْامَاعَلَوْ تَتْبِيْرًا {الإسراء : }

Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sindiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid. Sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isra’: 7).

KETIGA, oleh kerena itu tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memandu dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan lewat perbuatan. Maka, konsekuensinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia harus mampu melarutkan dan menetaskan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta tersosialisasikan hingga merambah sekelilingnya. (Al-Baqoroh ayat 30, Al-A’raf ayat 129, An-Nahl ayat 62, Fathir ayat 39).

وَإِذْقَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً ‘ قَالُوْاأَتَجْعَلُ فِيْهَامَنْ يُفْسِدُفِيْهَاوَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ ‘ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ‘ قَالَ إِنِّى أَعْلَمُ مَالَا تَعْلَمُوْنَ {البقرة : }

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: ” Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau?”. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah: 30).

قَالُوْاأُوْذِيْنَامِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِمَاجِئْتَنَا ‘ قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ اَنْ يُّهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِىالْأَرْضِ فَيَنْظُرَكَيْفَ تَعْمَلُوْنَ {الأعراف:

}

Artinya: Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: ” Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi (Nya). Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu”. (QS. Al-’Araf: 129).

َويَجْعَلُوْنَ لِلَّهِ مَايُكْرَهُوْنَ وَتَصِفُ اَلْسِنَتَهُمُ الْكَذِبَ أَنَّ لَهُمُ الْحُسْنَى لَاجَرَمَ أَنَّ لَهُمُ النَّارَ وَأَنَّهُمْ مُفْرِطُوْنَ {النحل : }

Artinya: Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sandiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan. Tidadalah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera dimasukkan (kedalamnya). (QS. An-Nahl: 62).

هُوَالَّذِىْ جَعَلَكُمْ خَلآ ئِفَ فِى اْلأَرْضِ ‘ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ ‘ وَلاَ يَزِيْدُالْكَافِرِيْنَ كُفْرُهُمْ عِنْدَرَبِّهِمْ إِلاَّ مَقْتًا ‘ وَلاَ يَزِيْدُالْكَافِرِيْنَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا {فاطر: }

Artinya: Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhanya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka. (QS. Fathir: 39).

Hal ini dibukitikan dengan pemisahan yang tegas antara hal-hal yang profan dan yang sakral. Selain Allah sebagai dzat yang maha kuasa, maka bisa dilakukan dekonstruksi dan desakralisasi atasnya. Sehingga tidak terjadi penghambaan pada hal-hal yang sifatnya profan, seperti jabatan, institusi, teks, orang dan seterusnya.

KEEMPAT, dalam memahami dan mewujudkannya, pergerakan telah memilih ahlussunnah wal jama’ah sebagai metode pemahaman dan penghayatan keyakinan itu.

* HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH

Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia sebaik-baik kejadian dan menganugrahkan kedudukan terhormat kepada manusia di hadapan ciptaanNya yang lain. (Al-Dzariat ayat 56, Al-A’raf ayat 179, Al-Qashash ayat 27)

وَمَاخَلَفْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنَ {الذاريات: }

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

وَلَقَدْذَرَأْناَلِجَهَنَّمَ كَثِيْرًامِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ‘ لَهُمْ قُلُوْبٌ لاَ يَفْقَهُوْنَ بِهَا ‘ وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَيُبْصِرُوْنَ بِهَا ‘ وَلَهُمْ اَذَنٌ لاَ يَسْمَعُوْنَ بِهَا ‘ أُولَئِكَ كَالْأنعْاَمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ‘ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُوْنَ {الأعراف : }

Artinya: Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-’Araf: ).

قَالَ إِنِّى أُرِيْدُأَنْ ُأنْكِحَكَ إِحْدَى إِبْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِى ثَمَاِنىَ حِجَجٍ ‘ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ ‘ وَمَا أُرِيْدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ‘ سَتَجِدُنِى إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّالِحِيْنَ {القصص : }

Artinya: Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakkau ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”. (QS. Al-Qhashash: 27).

Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan fungsinya sebagai khalifah dan hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhlukNya. Sebagai hamba Allah, (Shad ayat 82-83, Al-Hujurat ayat 4)

قَالَ فَبِعِز َّتِكَ لَأُغْوِيَنهَّمُ ْأَجْمَعِيْنَ ‘ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ {ص : }

Artinya: Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Shad: 82-83).

إِنَّ الَّذِيْنَ يُنَادُوْنَكَ مِنْ وَرَاءِ الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لاَ يَعْقِلُوْنَ {الحجرات : }

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu) kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS. Al-Hujurat: 4).

Manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentuanNya. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah. (Al-Imron ayat 153, Hud ayat 88)

إِذْتُصْعِدُوْنَ وَلاَ تَلْوُوْنَ عَلَى أَحَدٍ وَالرَّسُوْْلُ يَدْعُوْكُمْ فِى أُخْرَىكُمْ فَأَثَابَكُمْ غَمًّابِغَمٍّ لِّكَيْلاَ تَحْزَنُوْا عَلَى مَافَاتَكُمْ وَلاَ مَاأَصَابَكُمْ ‘ وَاللهُ خَبِيْرٌ بِمَاتَعْمَلُوْنَ {ال عمران : }

Artinya: (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan kepadamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap ap yang luput daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali-Imran: 153).

قَالَ يَاقَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَبىِّ وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًاحَسَنًاوَمَاأُرِيْدُأَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَاأَنْهَاكُمُ عَنْهُ ‘ إِنْ أُرِيْدُ إِلاَّ الْإِصْلَاحَ مَااسْتَطَعْتُ ‘ وَمَا تَوْفِيْقِى إِلاَّ بِاللهِ ‘ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيْبُ {هود : }

Artinya: Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugrahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)?. Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku kembali. (QS. Huud: 88).

Dengan demikian, dalam kedudukan manusia sebagai ciptaan Allah, terdapat dua pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai hamba Allah. (Al-An’am ayat 165, Yunus 14)

وَهُوَالَّذِى جَعَلَكُمْ خَلاَ ئِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَااَتَكُمْ ‘ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُوْرٌرَّحِيْمٌ {الأنعام : }

Artinya: Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di muka bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang. (QS. Al-An’Am: 165).

ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلاَ ئِفَ فِى اْلأَرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ {يونس : }

Artinya: Kemudian kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (QS. Yunus: 14).

Kedua pola ini dijalani secara seimbang, lurus dan teguh dengan yang lain. (Shad ayat 72, Al-Hajr ayat 29, Al-Ankabut ayat 29)

فَإِذَاسَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ ُرْوحِى فَقَعُوْالَهُ سَاجِدِيْنَ {ص : }

Artinya: Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. (QS. Shad: 72).

فَإِذَاسَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ ُرْوحِى فَقَعُوْالَهُ سَاجِدِيْنَ {الحجر : }

Artinya: Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. (QS. Ah-Hijr: 29).

أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُوْنَ السَّبِيْلَ ‘ وَتَأْتُوْنَ فِى نَادِيْكُمُ الْمُنْكَرَ ‘ فَمَاكَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلاَّ أَنْ قَالُواائْتِنَابِعَذَابِ اللهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِيْنَ {العنكبوت : }

Artinya: Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?, ”Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. (QS. Al-’Ankabut: 29).

Sebab memilih salah satu pola akan membawa manusia kepada kedudukan dan fungsi manusia yang tidak sempurna. Sebagai akibatnya manusia tidak akan dapat mengejawantahkan prinsip tauhid secara maksimal.

Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas. (Al-Ra’d, Ayat 11)

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُوْنَهُ مِنْ أَمْرِاللهِ ‘ اِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْامَابِأَنْفُسِهِمْ ‘ وَإِذَاأَرَادَاللهُ بِقَوْمٍ سُوْءًافَلاَ مَرَدَّلَهُ َومَالَهُمْ مِنْ دُوْنِهِ مِنْ وَّالٍ {الرعد : }

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’du: 11).

Artinya pola itu dijalani dengan mengharapkan keridlaan dari Allah. Sehingga pusat perhatian dengan menjalani dua pola ini adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh. Sedangkan hasil optimal sepenuhnya kehendak Allah. (Al-Hadid ayat 22)

مَاأَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِى اْلأَرْضِ وَلاَفِى أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِى ِكتَابٍ مِّنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ {الحديد : }

Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhil mahfudzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al-Hadid: 22).

Dengan demikian bertarti diberikan penekanan kepada proses menjadi insan yang mengembangkan dua pola hubungan dengan Allah. Dengan menyadari arti niat dan ikhtiar, akan muncul manusia-manusia yang mempunyai kesadaran tinggi, kreatif, dan dinamis dalam hubungan dengan Allah. Sekaligus didukung dengan ketakwaan dan tidak pernah pongah kepada Allah. (Al-Imron ayat 159)

فَبِمَارَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْكُنْتَ فَظًّاغَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوْا ِمْن حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْأَمْرِ ‘ فَإِذَاعَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ {ال عمران : }

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan mohonkanlah mereka ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran: 159).

Dengan karunia akal, manusia berfikir, merenungkan tentang kemahakuasaan-Nya, yakni kemahaan yang tidak tertandingi oleh siapapun, akan tetapi manusia yang dilengkapi dengan potensi-potensi positif memungkinkan dirinya untuk menirukan fungsi ke mahakuasaan-Nya itu. Sebab dalam diri manusia terdapat fitrah uluhiyah, yakni fitran suci yang selalu memproyeksikan tentang kebaikan dari keindahan, sehingga tidak mustahil ketika manusia melakukan sujud dan dzikir kepada-Nya, berarti manusia tengah menjalani fungsi al-Quddus. Ketika manusia berbelah kasih dan bebuat baik kepada tetangga dan sesamanya, maka berarti ia telah memerankan fungsi ar-Rahman dan ar-Rahim. Ketika manusia bekerja dengan kesungguhan dan ketabahan untuk mendapatkan rizki, maka manusia telah menjalankan fungsi al-Ghoniyya. Dengan demikian pula,dengan peran ke-maha-an Allah yang lain, as-Salam, al-Mun’im dan sebagainya. (Al-Baqoroh ayat 213)

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَّاحِدَةً ‘ فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيِّيْنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَاخْتَلَفُوافِيْهِ ‘ وَمَااخْتَلَفَ فِيْهِ إِلاَّ الَّذِيْنَ أًُوْتُوْهُ مِنْ بَعْدِمَاجَاءَ تْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًابَيْنَهُمْ ‘ فَهَدَاللهُ الَّذِيْنَ آ مَنُوْالِمَااخْتَلَفُوْافِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ‘ وَاللهُ يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ {البقرة : }

Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab dengan benar untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS. Al-Baqarah: 213).

Di dalam melakukan pekerjaannya manusia diberi kemerdekaan untuk memilih dan menentukan dengan cara yang paling disukai. (Al-A’raf ayat 54, Hud ayat 7, Ibrahim ayat 32, An-Nahl ayat 3, Bani Isroil ayat 44, Al-Ankabut ayat 44, Luqman ayat 10, Al-Zumar ayat 5, Qaf ayat 38, Al-Furqan ayat 59, Al-Hadid ayat 4)

إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِى خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِىْ سِتَّةِ أَياَّمٍ ثُمَّ اْستَوَى عَلَى الْعَرْشِ ‘ يُغْشِى اللِّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيْثًاوَّالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ‘ اَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ اْلعَالَمِيْنَ {الأعراف : }

Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah mencipatakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-A’raf: 54).

وَهُوَالَّذِى خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فِى سِتَّةِ اَياَّمٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ َأيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً ‘ وَلَئِنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَبْعُوْثُوْنَ مِنْ بَعْدِالْمَوْتِ لَيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْااِنْ هَذَاإِلاَّسِحْرٌمُّبِيْنٌ {هود : }

Artinya: Dan dialah yang mencipatakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah ‘Ars-Nya (singgasanan-Nya) di atas air, agar Dia menguji kamu berkata (kepada penduduk Mekah) : “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata : “ini tidak lain hnyalah sihir yang nyata”. (QS. Huud: 7).

اَللهُ الَّذِى خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًالَكُمْ ‘ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِى اْلبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اْلأَنْهَاَر {إبراهيم : }

Artinya: Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dan Dia telah menundukkan pula bagimu sungai-sungai. (QS. Ibrahim: 32).

خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ بِالْحَقِّ تَعَالَى عَمَّايُشْرِكُوْنَ {النحل : }

Artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Maha Tinggi Allah daripada apa yang mereka persekutukan. (QS. An-Nahl: 3).

تُسَبَّحُ لَهُ السَّمَوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّ ‘ وَإِنْ مِّنْ شَيْئٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لاَتَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيْمًاغَفُوْرًا {الإسراء : }

Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha pengampun. (QS. Al-Isra’: 44).

خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ بِالْحَقِّ إِنَّ فِى ذَلِكَ َلاَيَةً لِّلْمُؤْمِنِيْنَ {العنكبوت : }

Artinya: Allah menciptakan langit dan bumi dengan haq. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin. (QS. Al-’Ankabut: 44).

خَلَقَ السَّمَوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍتَرَوْنَهَاوَاَلْقَى فِى اْلاَرْضِ رَوَاِسىَ اَنْ تَعِيْدَبِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ ُكلِّ دآبَّةٍ وَاَنْزَلْنَامِنَ السَّمَاِء مَاءًفَأَنْبَتْنَافِيْهَامِنْ ُكلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ {لقمان : }

Artinya: Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya. Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi, supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu dan memperkembang-biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (QS. Luqman: 10).

خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُاللَّيْلَ عَلَى النَّهَاِر َوُيكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ‘ كُلٌّ يَجْرِىْ ِلأَجَلٍ مُّسَمَّى ‘

اَلاَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ {الزمر : }

Artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan, Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Az-Zumar: 5).

وَلَقَدْخَلَقْنَاالسَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَافِىسِتَّةِ اَياَّمٍ وَمَامَسَّنَا مِنْ لُغُوْبٍ {ق : }

Artinya: Dan sesungguhnya telah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan. (QS. Qaf: 38).

َالَّذِى خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا فِى سِتَّةِ اَياَّمٍ ثُمَ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ ‘ اَلرَّحْمَنُ فَاسْئَلْ بِهِ خَبِيْرًا {الفرقان : }

Artinya: Yang mencipatakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. (QS. Al-Furqan: 59).

هُوَالَّذِىْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ فِىْ سِتَّةِ اَياَّمٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلىَ الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَايَلِجُ فِى اْلاَرْضِ وَمَايَخْرُجُ مِنْهَا وَيَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَايَعْرُجُ فِيْهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَمَاكُنْتُمْ وَاللهُ بِمَاتَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ {الحديد : }

Artinya: Dialah yang mencipatkan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas ’Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid: 4).

Dari semua tingkah lakunya manusia akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai dengan apa yang telah diupayakan. Karenanya manusia dituntut untuk selalu memfungsikan secara maksimal kemerdekaan yang dimilikinya, baik secara perorangan mnaupun secara bersama-sama di tengah-tengah kehidupan alam dan kerumunan masyarakat. (Al-Ra’d ayat 8, Al-Hijr ayat 21, Al-An’am ayat 96, Yasin ayat 38, Al-Sajadah ayat 12, Al-Furqan ayat 2, Al-Qomr ayat 49)

اَللهُ يَعْلَمُ مَاتَحْمِلُ كُلُّ أُنثْىَ وَمَاتَعِيْدُاْلأَرْحَامُ وَمَاتَزْدَادُ وَكُلُّ شَيْئٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ {الرعد : }

Artinya: Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (QS. Ar-Ra’du: 8).

وَإِنْ مِّنْ شَيْئٍ اِلاَّ عِنْدَهُ خَزَآئِنُهُ وَمَانُنَزِّلُهُ اِلاَّبِقَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ {الحجر : }

Artinya: Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi kamilah khazanahnya, dan kami tidak menurunkannya kecuali dengan ukuran yang tertentu. (QS. Al-Hijr: 21).

فَالِقُ اْلإِصْبَاحِ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًاوَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيْرُالْعَزِيْزِالْعَلِيْمِ {الأنعام : }

Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang maha perkasa lagi maha mengetahui. (QS. Al-An’am: 96).

وَالشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّلهَاَذَلِكَ تَقْدِيْرُالْعَزِيْزِالْعَلِيْمِ {يس : }

Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikian ketetapan yang maha perkasa lagi maha mengetahui. (QS. Yasin: 38).

وَلَوْتَرَىإِذِى الْمُجْرِمُوْنَ نَاكِسُوْارُءُوْسِهِمْ عِنْدَرَبِّهِمْ رَبَّنِاأَبْصَرْنَاوَسَمِعْنَافَارْجِعْنَانَعْمَلْ صَالِحًاإِنَّامُوْقِنُوْنَ السجدة : }

Artinya: Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu sekalian melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): ”Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia) kami akan mengerjakan amal shaleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin. (QS. As-Sajadah: 12).

َالَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْئٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا {الفرقان : }

Artinya: Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu. Dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqan: 2).

إِناَّكُلَّ شَيْئٍ خَلَقْنَاهُ ِبقَدَرٍ {القمر : }

Artinya: Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. Al-Qomar: 49).

Sekalipun di dalam diri manusia dikaruniai kemerdekaan sebagai esensi kemanusiaan untuk menentukan dirinya, namun kemerdekaan itu selalu dipagari oleh keterbatasan-keterbatasan, sebab perputaran itu semata-mata tetap dikendalikan oleh kepastian-kepastian yang maha adil dan bijaksana. Semua alam semesta selalu tunduk pada sunnah-Nya, pada keharusan universal atau taqdir. (Al-Baqoroh ayat 164, Al-Imron ayat 164, Yunus ayat 5, AN-Nahl ayat 12, Al-Rum ayat 22, Al-Jatsiyah ayat 3)

اِنَّ فِى خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِى تَجْرِى فِى اْلبَحْرِبِمَايَنْفَعُ النَّاسَ وَمَاأَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ ِممَّاءٍ فَأَحْيَابِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَمَوْتِهَاوَبَثَّ فِيْهَامِنْ كُلِّ دَآبِّةٍ وَتَصْرِيْفِ الرِّياَحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاِء وَاْلأَرْضِ َلاَياَتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ {البقرة: }

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di launt membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering). Dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan kisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkannya. (QS. Al-Baqarah: 164).

هُوَ الَّذِى جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وِّالْقَمَرَ نُوْرًاوَّقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْاعَدَدَالسِّنِيْنَ وَالحِْسَابَ مَاخَلَقَ اللهُ ذَلِكَ اِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ اْلاَياَتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ {يونس : }

Artinya: Dialah yang menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu), Allah tidak mencipatakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Yunus: 5).

وَسَخَّرَلَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَوَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِى ذَلِكَ لَاَياَتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ {النحل : }

Artinya: Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan untukmu dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi kaum yang memahaminya. (QS. An-Nahl: 12).

وَمِنْ اَياَتِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفُ َالْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِى ذَلِكَ َلاَياَتٍ لِّلْعَالِمِيْنَ {الروم : }

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lain bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Ar-Rum: 22).

إِنَ فِى السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ َلاَياَتٍ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ {الجاثية : }

Artinya: Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. (QS. Al-Jatsiyah: 3).

Jadi manusia bebas berbuat dan berusaha untuk menentukan nasibnya sendiri, apakah dia menjadi mukmin atau kafir, pandai atau bodoh. Manusia harus berlomba-lomba mencari kebaikan, tidak terlalu cepat puas dengan hasil jerih payah dan karyanya.

* HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA

Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruhNya kepada materi dasar manusia, menunjukan bahwa manusia berkedudukan mulia diantara ciptaan Allah yang lain. Kesadaran moral dan keberaniannya untuk memikul tanggung jawab dan amanat dari Allah yang disertai dengan mawas diri menunjukkan posisi dan kedudukannya (Al-Mu’minun ayat 115).

أَفَحِسْبتُمْ أَنمَّاَخَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَاَنكَّمُ ْإِلَيْنَالاَتُرْجَعُوْنَ {المؤمنون : }

Artinya: Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami mencipatakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?. (QS. Al-Mukminun: 115).

Mamahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki oleh manusia, manusia mempunyai kedudukan yang sama antara yang satu dengan lainnya. Sebagai warga dunia, manusia harus berjuang dan menunjukkan peran yang dicita-citakan. Tidak ada yang lebih antara yang satu dengan lainnya, kecuali ketaqwaannya (Al-Hujurat, ayat 13).

يَاَأيهُّاَالنَّاسُ إِناَّخَلَقْناَكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّأُنثْىَ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْباًوَّقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْاإِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَاللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ {الحجرات : }

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13).

Setiap manusia memiliki kekurangan (At-Takatsur; Al-Humazah; Al-Ma’un; Az-Zumar ayat 49; Al-Hajj ayat 66)

َالْهَكُمُ التَّكَاثُرُ ‘ حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ‘ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ‘ ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ‘ كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ ‘ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمِ ‘ ثُمَّ لَتَرَوُنهَّاَعَيْنَ الْيَقِيْنِ ‘ ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍعَنِ النَّعِيْمِ {التكاثر : }

Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur, janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui, janganlah begitu jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang ayakin, niscaya kamu akan benar-benar melihat neraka jahim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin, kemudian kamu pasti akan ditanyakan pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At-Takatsur: 1-8).

َويْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَ ةٍ ‘ َالَّذِى جَمَعَ مَالاً وَّعَدَّدَهُ ‘ يَحْسَبُ َأنمَّاَلَهُ أَخْلَدَهُ ‘ كَلاَّ لَيُنْبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِ ‘ وَمَاأَدْرَاكَ مَاالْحُطَمَةُ ‘ نَارُاللهِ الْمُوْقَدَةُ ‘ الَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ ‘ إِنَّهَاعَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ ‘ فِىْ عَمَدٍمُّمَدَّدَةٍ {الهمزة : }

Artinya: Kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak “sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Hutamah”, Dan tahukan kamu apa Huthamah itu?, Yaitu api yang disediakan Allah yang dinyalakan, yang membakar sampai ke hati, sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS. Al-Humadzah: 1-9).

اَرَاَيْتَ الَّذِى يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ ‘ فَذَلِكَ الَّذِى يَدُعُّ الْيَتِيْمَ ‘ وَلاَ يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ ‘ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ ‘ َالَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ ‘ َالَّذِيْنَ هُمْ يُرَاءُوْنَ ‘ وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ {الماعون : }

Artinya: Tahukan kamu orang yang mendustakan agama?, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan menolong dengan barang berguna. (QS. Al-Ma’un: 1-7).

فَإِذَامَسَّ اْلإِنْسَانَ ضُرٌّدَعَانَاثُمَّ اِذَاخَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِنَّاقَالَ إِنَّمَاأُوْتِيْتُهُ عَلَىعِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ {الزمر : }

Artinya: Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”, Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui. (QS. Az-Zumar: 49).

وَهُوَ الَّذِى اَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَكَفُوْرٌ {الحج : }

Artinya: Dan dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi). Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat. (QS. Al-Hjj: 66).

Dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya (al-Mu’minun, 57-61).

إِنَّ الَّذِيْنَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُوْنَ ‘ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِاَيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ ‘ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لاَ ُيشْرِكُوْنَ ‘ وَالَّذِيْنَ ُيؤْتُوْنَ مَااَتَوْاوَقُلُوْبُهُمْ وَجِلَةٌ اِنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُوْنَ ‘ اُلئَِكَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَاسَابِقُوْنَ {المؤمنون : }

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan adzab Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun). Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (QS. Ah-Mu’minun: 57-61).

Tetapi ada pula yang terlalu menonjolkan potensi kelemahannya, karena kesadaran ini, manusia harus saling menolong, saling menghormati, bekerjasama, menasehati dan saling mengajak kepada kebenaran demi kebaikan bersama (QS. Ali Imran ayat 103; An-Nisa’ ayat 36-39)

وَاعْتَصِمُوْابِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًاوَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْانِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْكُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَاحُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأنَقْذَكُمْ مِنْهَا‘ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ{ال عمران : }

Artinya: Dan berpeganglah kamu kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikian Allah menerangkan ayat-atat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali-Imran: 103).

وَاعْبُدُوااللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًاوَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِى الْقُرْبىَ وَالْيَتَمَى وَالْمَسَاكِيْنِ وَالْجَارِذِى الْقُرْبَى وَالْجَارِى الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِبِ الْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَامَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا. َالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَااَتَهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاَعْتَدْنَالِلْكَافِرِيْنَ عَذَابًامُهِيْنًا. وَالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَالنَّاسِ وَلاَيُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَلاَ بِالْيَوْم ِالْاَخِرِ وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِيْنًافَسَاءَ قَرِيْنًا. وَمَاذَاعَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوْا بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلاَخِرِ وَأَنْفَقُوْا ِممَّارَزَقَهُمُ اللهُ وَكَانَ اللهُ بِهِمْ عَلِيْمًا {النساء : }

Artinya: Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. An-Nisa’: 36-39).

Manusia telah dan harus selalu mengembangkan tanggapannya terhadap kehidupan. Tangagapan tersebut pada umumnya merupakan usaha mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Dengan demikian, maka hasil itu merupakan budaya manusia yang sebagian dapat dirubah. Pelestarian dan perubahan selalu mewarnai kehidupan manusia, inipun dilakukan dengan selalu memuat nilai-nilai sehingga budaya yang bersesuaian bahkan yang merupakan perwujudan dan nilai-nilai tersebut dilestarikan, sedangkan budaya yang tidak bersesuaian dapat diperbarui.

Kerangka bersikap tersebut mengisyaratkan adanya upaya bergerak secara dinamis, kreatif dan kritis dalam kehidupan manusia. Manusia dituntut memanfaatkan potensinya yang telah dianugerahkan oleh Allah melalui pemanfaatan potensi diri tersebut sehingga manusia menyadari asal mulanya kejadian dan makna kehadirannya di dunia.

Dengan demikian pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat yang dijiwai oleh sikap kritis yang senantiasa berada dalam religiusitas. Manusia dan alam selaras dengan perkembangan kehidupan dan mengingat perkembangan suasana. Memang manusia harus menegakkan iman, taqwa dan amal sholeh guna mewujudkan kehidupan yang baik dan penuh rahmat di dunia. Di dalam kehidupan dunia itu, sesama manusia saling menghormati harkat dan martabat masing-masing, bersederajat, berlaku adil dan mengusahakan kebahagiaan bersama. Untuk itu diperlukan usaha bersama yang harus didahului dengan sikap keterbukaan, komunikasi dan dialog yang egaliter dan setara antar sesama. Semua usaha dan perjuangan ini harus terus menerus dilakukan sepanjang sejarah.

Melalui pandangan seperti ini pula kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dikembangkan. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan kerelaan dan kesepakatan untuk bekerjasama serta berdampingan setara dan saling pengertian. Bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita bersama yakni, hidup dalam kemajuan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Tolak ukur bernegara adalah keadialan, persamaan hukum serta adanya permusyawaratan.

Sedangkan hubungan antar muslim dan non muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan terhadap universalitas dan kebenaran Islam sebagai ajaran kehidupan yang paripurna. Dengan tetap berpegang pada keyakinan ini. Dibina hubungan dan kerja sama secara damai dalam mencapai cita-cita bersama umat manusia (al- Kaafirun).

قُلْ يَاَأيُّهَاالْكَافِرُوْنَ ‘ لاَ أَعْبُدُمَاتَعْبُدُوْنَ ‘ وَلاَ أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَاأَعْبُدُ ‘ وَلاَ اَناَعَابِدٌمَاعَبَدْتُمْ ‘ وَلَا َأنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَاأَعْبُدُ ‘ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَدِيْنَ {الكافرون : }

Artinya: Katakan: Hai orang-orang yang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamamku. (QS. Al-Kafirun: 1-6).

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan pergerakan, persaudaraan sesama umat Islam (al-Hujuraat, 9-10),

وَاِنْ طَائِفَتَانِ مِن َالْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْافَأَصْلِحُوْابَيْنَهُمَا ‘ فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَىهُمَاعَلَى اْلأُخْرَى فَقَاتِلُواالَّتِى تَبْغِى حَتَّى تَفِىءَ اِلَى اَمْرِاللهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوْابَيْنَهُمَابِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوْاإِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ . إِنَّمَاالْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْابَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوااللهَ لَعَلَّكُمْ ُترْحَمُوْنَ {الخجرات : }

Artinya: Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan kit kembali kepada perintah Allah, maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat: 9-10).

Persaudaraan sesama warga negara dan persaudaraan sesama umat manusia. Perilaku persaudaraan ini harus menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat memberikan manfaat maksimal untuk diri dan lingkungannya.

* HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Alam semesta adalah ciptaan Allah. (Hud, 61; al-Qoshash, 77).

وَاِلَى ثَمُوْدَأَخَاهُمْ صَالِحًا ‘ قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوااللهَ مَالَكُمْ مِنْ اِلَهٍِ غَيْرهُ ‘ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَافَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْاإِلَيْهِ إِنَّ رَبىِّ قَرِيْبٌ مُجِيْب {هود : }

Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh, Shaleh berkata: “Hai kaumku sambahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurannya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepadanya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya). (QS. Huud: 61).

وَابْتَغِ فِيْمَااَتَكَ اللهُ الدَّارَ اْلاَخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَاوَاَحْسِنْ كَمَااَحْسَنَ اللهُ اِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَفِى اْلاَ رْضِ اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ {القصص : }

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Ah-Qhashash: 77).

Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. (An-Nahl, 122; Al-Baqoroh, 130; Al-Ankabut, 38).

وَاَتَيْنَاهُ فِى الدُّنْيَاحَسَنَة ًوَاِنَّهُ فِى اْلاَخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِيْنَ {النحل : }

Artinya: Dan kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (QS. An-Nahl: 122).

وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِاصْطَفَيْنَاهُ فِى الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِى الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِيْنَ {البقرة : }

Artinya: Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang-orang yang memperbodoh diri mereka sendiri, dan sungguh kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Al-Baqarah: 130).

وَعَادًاوَثَمُوْدَاوَقَدْتَبَيَّنَ لَكُمْ ِمنْ مَسَاكِنِهِمْ ‘ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ اَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَكَانُوْامُسْتَبْصِرِيْنَ {العنكبوت : }

Artinya: Dan juga kaum ‘Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan. (QS. Al-Ankabut: 38).

Alam juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. (Al-Ankabut, 64; Al-jaatsiyah, 3,4,5).

وَمَاهَذِهِ الْحَيَوةُ الدُّنْيَآ اِلاَّ لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَاِنَّ الدَّارَ اْلاَ خِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ {العنكبوت : }

Artinya: Dan tidak adalah kehidupan dunia ini, melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan kalau mereka mengetahui. (QS. Al-Ankabut: 64).

إِنَ فِى السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ َلاَياَتٍ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ ‘ وَفِى خَلْقِكُمْ وَمَايَبُثُّ مِنْ دَآبَّةٍ اَيَاتٌ لِِّقَوْمٍ يُوْقِنُوْنَ ‘ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَاِر وَمَااَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِّزْقٍِ فَاَحْيَابِهِ الْاَرْضَ بَعْدَمَوْتِهَاوَتَصْرِيْفِ الرِّياَحِ اَيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ {الجاثية : }

Artinya: Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata, yang bertebaran di muka bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk kaum yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal. (QS. Al-Jatsiyah: 3-5).

Berarti juga nilai tauhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan alam. Sebagai ciptaan Allah, alam bekedudukan sederajat dengan manusia. Namun Allah menundukan alam bagi manusia (al-Syura, 20; Yusuf, 109; al-Anam, 32; al-Baqoroh, 29)

قَالَ فَعَلْتُهَاإِذًاوَاَناَمِنَ الضَّالِّيْنَ {الشعراء : }

Artinya: Berkata Musa: “Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. (QS. Asy-Syu’ara: 20).

وَمَااَرْسَلْنَامِنْ قَبْلِكَ اِلاَّ رِجَالاً نُوْحِى اِلَيْهِمْ مِنْ اَهْلِ الْقُرَى اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى اْلاَرْضِ فَيَنْظُرُوْاكَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَدَارُ اْلاَخِرَةِ خَيْرُ لِّلَّذِيْنَ اتَّقَوْاأَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ {يوسف : }

Artinya: Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyi kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaiman kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya. (QS. Yusuf: 109).

وَمَاالْحَيَوةُ الدُّنْيَآ اِلاَّ لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ اْلاَخِرَةُ خَيْرٌ الِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ اَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ {الانعام : }

Artinya: Dan tiadalah kehidupan dunia ini, melainkan main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung kahirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, Maka tidakkah kamu memahaminya?.

هُوَ الَّذِى خَلَقَكُمْ مَافِى الْاَرْضِ جَمِيْعًاثُمَّ اسْتَوَى اِلَى السَّمَاِء فَسَوَّى هُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْئٍ عَلِيْمٌ {البقرة : }

Artinya: Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikannya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 29).

Dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi maka manusia akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam. Bukan penghambaan kapada Allah. Allah mendudukkan manusia sebagai khalifah (al-Baqoroh, 30).

وَإِذْقَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً ‘ قَالُوْاأَتَجْعَلُ فِيْهَامَنْ يُفْسِدُفِيْهَاوَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ ‘ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ‘ قَالَ إِنِّى أَعْلَمُ مَالَا تَعْلَمُوْنَ {البقرة : }

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: ” Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau?”. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah: 30).

Sudah sepantasnya manusia menjadikan bumi maupun alam sebagai wahana dalam bertauhid dan menegaskan keberadaan dirinya (al-Jaatsiyah, 12, 13; al-Ghaasyiyah, 17-26),

اَللهُ الَّذِى سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِىَ الْفُلْكُ فِيْهِ بِاَمْرِهَِ وَلِتَبْتَغُوْامِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ . وَسَخَّرَ لَكُمْ مَافِى السَّمَوَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ جَمِيْعًامِنْهُ اِنَّ فِى ذَلِكَ لَاَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ {الجاثية : }

Artinya: Allah-lah yang menundukkan lautan untukkmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan siezin-Nya, dan supaya kamu dapat mendari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Al-Jatsiyah: 12-13).

اَفَلاَ يَنْظُرُوْنَ اِلَى اْلإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ ‘ وَاِلَى السَّمَاِء كَيْفَ رُفِعَتْ ‘ وَاِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ ‘ وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ ‘ فَذَكِّرْ اِنَّمَااَنْتَ مُذَكَِّرٌ ‘ لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ اِلاَّ مَنْ تَوَلَّى وَكَفَرَ ‘ فَيُعَذِّبُهُ اللهُ الْعَذَابَ الْاَكْبَرَ ‘ اِنَّ اِلَيْنَاِايَابَهُمْ ‘ ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَاحِسَابَهُمْ {الغاشية : }

Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia dicipatakan?. Dan langit, bagaimana dia ditinggikan?. Dan bumi bagaimana dia dihamparkan?. Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberik peringatan. Kamu bukanlah orang yang kuasa atas mereka. Tetapi orang yang berpaling dan kafir. Maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar. Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka. Kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka. (QS. Al-Ghosyiyah: 17-26).

Bukan menjadikannya sebagai obyek eksploitasi (ar-Rum, 41).

ظَهَرَ الْفَسَادُفِىالْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَاكَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِى عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ {الروم : }

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum: 41).

Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan di dunia dan diarahkan untuk kebaikan akhirat. Di sini berlaku upaya berkelanjutan untuk mentransendensikan segala aspek kehidupan manusia benar-benar fungsional dan beramal shaleh (al-Baqarah, 62; al-A’ashr).

اِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُواوَالَّذِيْنَ هَادُوْاوَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِيْنَ مَنْ اَمَنَ بَاللهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًافَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَرَبِّهِمْ وَلاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُوْنَ {البقرة : }

Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari akahir dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah: 62).

وَالْعَصْرِ . اِنَّ اْلِانْسَانَ لَفِى خُسْرٍ . اِلاَّ الَّذِيْنَ اَمَنُوْاوَعَمِلُوْاالصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْابِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْابِالصَّبْرِ {العصر : }

Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati suapay menetapi kebenaran. (QS. Al-’Ashr: 1-3).

Kearah semua itulah hubungan manusia dengan alam ditujukan. Dengan sendirinya cara-cara memanfaatkan alam, memakmurkan bumi dan menyelenggarakan kehidupan pada umumnya juga harus bersesuaian dengan tujuan yang terdapat dalam hubungan antara manusia dengan alam tersebut. Cara-cara itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan dasar dalam kehidupan bersama. Melalui pandangan ini haruslah dijamin kebutuhan manusia terhadap perkerjaan, nafkah dan masa depan, maka jelaslah pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama (al-Mu’minun, 17-22; al-Hajj, 65).

وَلَقَدْخَلَقْنَافَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَآئِقَ وَمَاكُنَّاعَنِ الْخَلْقِ غَافِلِيْنَ . وَاَنْزَلْنَامِنَ السَّمَاءِ مَاءًبِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِى الْاَرْضِ وَاِناَّعَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُوْنَ . فَأَنْشَأْناَلَكُمْ بِهِ جَنَّاتٌ مِنْ نَخِيْلٍ وَاَعْنَابٍ لَكُمْ فِيْهَافَوَاكِهُ كَثِيْرَةٌ وَمِنْهَاتَأْكُلُوْنَ . وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُوْرِسَيْنَاءَ تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْاَكِلِيْنَ . وَاِنَّ لَكُمْ فِى الْاَنْعَاِم لَعِبْرَةً نُسْقِيْكُمْ ِممَّافِى بُطُوْنِهَاوَلَكُمْ فِيْهَامَنَافِعُ كَثِيْرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُوْنَ . وَعَلَيْهَاوَعَلَى الْفُلْكِ كَيْفَ تُحْمَلُوْنَ {المؤمنون : {

Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit) dan Kami tidaklah lemah terhadap ciptaan kami. Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur, di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kamu makan. Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak benar-benar terdapat pelajaran yang pending bagi kamu. Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan juga pada binatang-binatang ternak itu terdapat faidah yang banyak untuk kamu, dan sebagian darinya kamu makan. Dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan juga di atas perahu-perahu kamu diangkut. (QS. Al-Mukminun: 17-22)

.

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَافِى اْلاَرْضِ وَالْفُلْكَ تَجْرِى فِى الْبَحْرِ بِاَمْرِهِ وَيُمْسِكُ السَّمَاءَاَنْ تَقَعَ عَلىَ اْلاَرْضِ اِلاَّبِإِذْنِهِ اِنَّ اللهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ {الحج : }

Artinya: Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bahimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. Al-Hjj: 65).

Hidup bersama antar manusia berarti hidup antar kerjasama. Tolong menolong dan tenggang rasa (Abasa, 17-32; an-Naazi’aat, 27-33).

قُتِلَ اْلاِنْسَانُ مَااَكْفَرَهُ . مِنْ اَيِّ شَيْئٍ خَلَقَهُ . مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ . ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهُ . ثُمَّ اَمَاتَهُ فَاَقْبَرَهُ . ثُمَّ اِذَاشَاءَ اَنْشَرَهُ . كَلاَّ لَمَّايَقْضِ مَااَمَرَهُ . فَلْيَنْظُرِ اْلاِنْسَانُ اِلَى طَعَامِهِ . اَناَّصَبَبْنَاالْمَاءَ صَبًّا . ثُمَّ شَقَقْنَااْلاَرْضَ شَقًّا . َفَانْبَتْنَافِيْهَاحَبًّاوَعِنَبًاوَقَضْبًا.وَزَيْتُوْنًاوَنَخْلًا.وَحَدَائِقَ غُلْبًا.وَفَاكِهَةً وَاَبًا.مَتَاعًالَكُمْ َوِلاَنعْاَمِكُمْ {عبس: }

Artinya: Binasalah manusia, alangkah amat kekafirannya. Dari apakah Allah menciptakannya?. Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya. Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya kedalam kubur. Kemudian bila Dia menghendaki Dia membangkitkannya kembali. Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit). Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu. Anggur dan sayur-sayuran. Zaitun dan pohon kurma. Kebun-kebun yang lebat. Dan buah-buahan serta rumput-rumputan. Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu)… (QS. Abasa: 17-32).

ءَاَنْتُمْ اَشَدُّخَلْقًااَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا. رَفَعَ سَمْكَهَافَسَوَّىهَا. وَاَغْطَشَ لَيْلَهَاوَاَخْرَجَ ضُحَىهَا. اَخْرَجَ مِنْهَامَاءَهَاوَمَرْعَىهَا. وَالْجِبَالَ اَرْسَاهَا. مَتَاعًالَكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْ {النازعات : }

Artinya: Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit?. Allah membangunnya. Dan meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (QS. An-Nazi’at: 27-33).

Salah satu dari hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan hubungan antar manusia. Dalam memanfaatkan alam diperlukan Iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan, dan hukum tersendiri. Alam perlu didayagunakan dengan tidak mengesampingkan sumber pengetahuan adalah Allah. Penguasaan dan pengembangannya disandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat Nya. Ayat-ayat berupa wahyu dan seluruh ciptaan Nya. Untuk mengetahui dan mengembangkan pemahaman terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia mengerahkan kesadaran moral, potensi kreatif berupa akal dan aktifitas intelektualnya.

Disini lalu diperlukan penalaran yang tinggi dan ijtihad yang utuh dan sistematis terhadap ayat-ayat Allah. Pengembangan pemahaman tersebut secara tersistematis dalam ilmu pengetahuan yang menghasilkan iptek juga menunjuk pada kebaharuan manusia yang terus berubah pencitaan pengembangan dan pengusahaan terhadap Iptek merupakan keniscayaan yang sulit dihindari, jika manusia menginginkan kemudahan hidup untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama, usaha untuk memanfaatkan Iptek tersebut menuntut keadilan, kebenaran, kemanusiaan dan kedamaian. Semua hal tersebut dilaksanakan sepanjang hayat, seiring perjalanan usia dan keluasan Iptek, sehingga berbarengan dengan iman dan tauhid manusia dapat mengembangkan diri pada derajat yang tinggi.

BAB III

PENUTUP

Nilai –nilai Dasar Pergerakan (NDP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang dipergunakan sebagai landasan teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama. Dengan ini dasar-dasar tersebut ditujukan untuk mewujudkan pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah, berbudi luhur, berilmu cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalakan ilmu pengetahuannya serta komitmen atas cita-cita kemerdekaan rakyat Indonesia. Sosok yang dituju adalah sosok insan kamil Indonesia yang kritis, inovatif, dan transformatif yang sadar akan posisi dan perannya sebagai khalifah di muka bumi.

0 komentar:

Mau Berlangganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

RAYON AL GHAZALI MASA BHAKTI 2009-2010 © 2008 Por *Templates para Você*